Algoritma Quantum Shor untuk Faktorisasi Bilangan Bulat
Andika Pratama
Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl.
Ganesha 10, Bandung
Email : if17005@students.if.itb.ac.id
A. QUANTUM COMPUTING
Sebuah alat hitung yang menggunakan mekanika kuantum seperti superposisi
dan keterkaitan, yang digunakan untuk peng-operasi-an data. Perhitungan jumlah
data pada komputasi klasik dihitung dengan bit, sedangkan perhitungan jumlah
data pada komputer kuantum dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer
kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili
data dan struktur data, dan bahwa mekanika kuantum dapat digunakan untuk
melakukan operasi dengan data ini. Dalam hal ini untuk mengembangkan komputer
dengan sistem kuantum diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip
kuantum.
Sejarah singkat
·
Pada tahun 1970-an pencetusan atau ide
tentang komputer kuantum pertama kali muncul oleh para fisikawan dan ilmuwan
komputer, seperti Charles H. Bennett dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne
National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari University of Oxford, dan
Richard P. Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).
·
Feynman dari California Institute of
Technology yang pertama kali mengajukan dan menunjukkan model bahwa sebuah
sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan komputasi. Feynman juga
menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum.
·
Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi
dari komputasi oleh sebuah komputer kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses
fisika, secara prinsipil, dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan
demikian, komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.
·
Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah
algoritma yang memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan
masalah faktorisasi dalam teori bilangan.
·
Sampai saat ini, riset dan eksperimen pada
bidang komputer kuantum masih terus dilakukan di seluruh dunia. Berbagai metode
dikembangkan untuk memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memilki
kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah
dibangun hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digit bilangan.
Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika Serikat,
menggunakan NMR (Nuclear Magnetic R`Esonance).
B. PEMBAHASAN
SINGKAT JURNAL
- I. Komputer Quantum
Komputer quantum dapat jauh lebih cepat dari
komputer konvensional pada banyak masalah, salah satunya yaitu masalah yang
memiliki sifat berikut:
1. Satu-satunya cara adalah menebak dan
mengecek jawabannya berkali-kali
2.
Terdapat n jumlah jawaban yang mungkin
3.
Setiap kemungkinan jawaban membutuhkan waktu yang sama
untuk mengeceknya.
4.
Tidak ada petunjuk jawaban mana yang kemungkinan benarnya
lebih besar: memberi jawaban dengan asal tidak berbeda dengan mengeceknya
dengan urutan tertentu.
Contoh dari
masalah itu misalnya password cracker yang mencoba menebak password dari file
terenkripsi(dengan asumsi passwordnya memiliki panjang maksimal).
II.
Qubit
Pemanfaatan
sifat superposisi qubit ini adalah Paralellisme Quantum. Paralelisme Quantum
muncul dari kemampuan quantum register untuk menyimpan superposisi dari base state. Maka
setiap operasi pada register berjalan pada semua kemungkinan dari superposisi
secara simultan. Karena jumlah state yang
mungkin adalah 2n,
dengn n adalah jumlah qubit pada quantum register, kita dapat melakukan pada
komputer quantum satu kali operasi yang membutuh kan waktu eksponensial pada
komputer konvensional.
Kelemahan
dari metode ini adalah, semakin besar base state yang bersuperposisi, semakin
kecil kemungkinan hasil pengukuran dari nilai hasil pengukuran tersebut benar.
Kelemahan ini membuat pararellisme quantum tidak berguna bila operasi dilakukan
pada nilai yang spesifik.
Namun
kelemahan ini tidak begitu berpengaruh pada fungsi yang memperhitungkan nilai
dari semua input, bukan hanya satu. Sebagaimana ditunjukkan pada Algoritma
Shor.[6]
III. III. Algoritma
Shor
Algoritma Shor didasarkan dari sebuah teori
bilangan: fungsi F(a) = xamod n adalah fungsi
periodik jika x adalah bilangan bulat yang relatif prima dengan n. Dalam
Algoritma Shor, n akan menjadi bilangan bulat yang hendak difaktorkan..
C. HASIL EKSPERIMEN
Simulasi
Algoritma Quantum telah banyak dibuat untuk komputer konvensional, tetapi patut
diingat bahwa simulasi-simulasi tersebut tidak akan bisa benar-benar meniru
komputer quantum dengan sempurna, karena efek-efek eksklusif
quantum seperti superposisi quantum dan quantum entanglement.
Program yang saya gunakan
untuk simulasi dibawah adalah program shor yang dibuat olah Bernhard Oemer,
ditulis dalam bahasa c++ dengan library QULIB untuk mensimulasikan komputer
quantum abstrak.[7]
Disimulasikan proses
Algoritma Shor dalam memfaktorkan bilangan bulat 15, karena 15 adalah bilangan
bulat terkecil yang masih dapat difaktorkan oleh Algoritma Shor.
Hasil output program:
factoring 15: random seed = 7, tries = 1. allocating 12
quBits with 256 terms.
RESET: reseting state to |0,0>
FFT: performing 1st Fourier
transformation. EXPN: trying x = 2. |a,0> --> |a,2^a
mod 15> MEASURE: 2nd register: |*,1>
FFT: performing 2nd Fourier transformation. MEASURE: 1st
register: |0,1>
RESET: reseting state to |0,0>
FFT: performing 1st Fourier
transformation. EXPN: trying x = 8. |a,0> --> |a,8^a
mod 15> MEASURE: 2nd register: |*,4>
FFT: performing 2nd Fourier transformation. MEASURE: 1st
register: |64,4>
rational approximation for
64/2^8 is 1/4, possible period: 4
8^2 mod 15 = 4. possible
common factors of 15 with 5 and 3.
15 = 5 * 3.
program succeeded after 1 s and 2 iterations.
Pembahasan Simulasi:
Pada percobaan pertama,
Algoritma Shor gagal karena hasil pengukuran 0 pada register pertama berarti
q/r = 0 tidak memberikan informasi mengenai periode r. Pada percobaan kedua, hasil pengukuran
menghasilkan nilai dari puncak spektrum |64>. Dengan 64/256 = ¼ = q/r,
periode r =4 diketahui dan kemungkinan faktor dari 15 telah ditemukan. Setelah
faktor teronfirmasi, simulasi ini selesai.
Dari hasil
simulasi tersebut terlihat sifat algoritma quantum yang non-deterministik, yaitu
jumlah operasi yang harus dilakukan untuk berhasil tidaklah tetap. Namun secara
probabilistas statistik, jumlah opersi yang dibutuhkan maksimal akan selesai
dalam waktu polinomial.
D. ANALISIS KELEBIHAN
& KEKURANGAN
KELEBIHAN :
- Abstrak lebih jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut
- Prosedur penelitian disusun dengan teratur, sehingga mudah untuk dipahami.
- kesimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas
KEKURANGAN :
- Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
E. KESIMPULAN
Pada bagian kesimpulan ini penulis cukup baik dalam menjelaskan tentang quantum computing ini apa saja yang terdapat didalamnya. Namun penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini dan menurut saya penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitiannya.
Pada bagian kesimpulan ini penulis cukup baik dalam menjelaskan tentang quantum computing ini apa saja yang terdapat didalamnya. Namun penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini dan menurut saya penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam melakukan penelitiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar